Selasa, 15 Mei 2018

Rindu Ditemani Kenangan Hangat

www.google.com

Sayang? Kepada sahabat atau kepada seorang kekasih? Jika itu kepada sahabat, mengapa aku harus takut kehilangan? Bahkan tak rela kehilangan dirinya. Mungkin triliunan orang di belahan dunia ini tidak ingin kehilangan sahabat. Namun, aku si beku ini mana mungkin menangis hanya karena kehilangan sahabat? Mana mungkin aku ingin mempertahankan hubungan ini? Selama umurku terhitung dari sejak lahir, sampai sekarang aku tak pernah menangis hanya karena kehilangan seorang sahabat. Apa aku harus mengakui bahwa ini bukanlah sekedar sahabat? Apa ini sayang pada kekasih? Bukan-bukan. Apa ini cinta pada kekasih?
Hari-hari dimana aku kehilangan dirinya, tetap berjalan seperti hari biasanya. Seperti kebanyakan orang pada umumnya, aku selalu mencarinya. Kembali malam membuatku sibuk menatap layar untuk memberi sapaan hangat padanya. Aku sangat merindukan jiwa hangatnya, rasa ingin kuberkata, "Rindu, ceritakanlah padanya bagaimana aku bisa bertahan dengan tetesan air yang kukeluarkan hanya untuk bertahan hidup."
Sampai pada suatu waktu yg mengusaikan anganku, yang merobohkan tembok-tembok bahkan benteng pertahananku, aku tak dapat menahan gelonjakan hati ini yang sangat ingin menyapanya. Aku memanggil dirinya dan menghampirinya. Ku keluarkan semua rangkaian kata yang tersimpan lama di pikiranku. "Duduklah dihadapanku sedikit lebih lama, dan biarkan rinduku mereguk puas binar matamu sebelum fajar tiba. Harus kuakui, kehadiranmu seperti sudah meresap dalam celah-celah rusukku. Akuu..." kuterdiam tanpa kata-kata karena tangis rindu yang tak kunjung berhenti. Membuat narasi rinduku seketika menghilang dari pikiranku. Dia bagaikan daun yang disirami sinar matahari tiap pagi dan aku adalah akar yang tumbuh dan membusuk dikegelapan.
Raga hangat mendekapku erat tak terlepas. Kau tahu? Raga ini telah kuletakkan di sudut-sudut ruang hampaku ini. Jika beberapa tahun dari sekarang kita sudah berpisah, ruang hampa ini akan menjadi tempat favoritku untuk mengenang raga hangatmu.
Sekali lagi yang harus kamu tahu, jika nanti kamu cukup beruntung untuk tidak berlalu atau aku paksa jauh, mungkin segala deskripsi yang aku tuliskan akan menjadi kebiasaan. Dan aku cukup berani menuliskanmu seperti ini. Agar waktu tak mengusaikan ingatanku tentangmu, kenangan hangatku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rindu Ditemani Kenangan Hangat

www.google.com Sayang? Kepada sahabat atau kepada seorang kekasih? Jika itu kepada sahabat, mengapa aku harus takut kehilangan? Bahka...