Selasa, 15 Mei 2018

Rindu Ditemani Kenangan Hangat

www.google.com

Sayang? Kepada sahabat atau kepada seorang kekasih? Jika itu kepada sahabat, mengapa aku harus takut kehilangan? Bahkan tak rela kehilangan dirinya. Mungkin triliunan orang di belahan dunia ini tidak ingin kehilangan sahabat. Namun, aku si beku ini mana mungkin menangis hanya karena kehilangan sahabat? Mana mungkin aku ingin mempertahankan hubungan ini? Selama umurku terhitung dari sejak lahir, sampai sekarang aku tak pernah menangis hanya karena kehilangan seorang sahabat. Apa aku harus mengakui bahwa ini bukanlah sekedar sahabat? Apa ini sayang pada kekasih? Bukan-bukan. Apa ini cinta pada kekasih?
Hari-hari dimana aku kehilangan dirinya, tetap berjalan seperti hari biasanya. Seperti kebanyakan orang pada umumnya, aku selalu mencarinya. Kembali malam membuatku sibuk menatap layar untuk memberi sapaan hangat padanya. Aku sangat merindukan jiwa hangatnya, rasa ingin kuberkata, "Rindu, ceritakanlah padanya bagaimana aku bisa bertahan dengan tetesan air yang kukeluarkan hanya untuk bertahan hidup."
Sampai pada suatu waktu yg mengusaikan anganku, yang merobohkan tembok-tembok bahkan benteng pertahananku, aku tak dapat menahan gelonjakan hati ini yang sangat ingin menyapanya. Aku memanggil dirinya dan menghampirinya. Ku keluarkan semua rangkaian kata yang tersimpan lama di pikiranku. "Duduklah dihadapanku sedikit lebih lama, dan biarkan rinduku mereguk puas binar matamu sebelum fajar tiba. Harus kuakui, kehadiranmu seperti sudah meresap dalam celah-celah rusukku. Akuu..." kuterdiam tanpa kata-kata karena tangis rindu yang tak kunjung berhenti. Membuat narasi rinduku seketika menghilang dari pikiranku. Dia bagaikan daun yang disirami sinar matahari tiap pagi dan aku adalah akar yang tumbuh dan membusuk dikegelapan.
Raga hangat mendekapku erat tak terlepas. Kau tahu? Raga ini telah kuletakkan di sudut-sudut ruang hampaku ini. Jika beberapa tahun dari sekarang kita sudah berpisah, ruang hampa ini akan menjadi tempat favoritku untuk mengenang raga hangatmu.
Sekali lagi yang harus kamu tahu, jika nanti kamu cukup beruntung untuk tidak berlalu atau aku paksa jauh, mungkin segala deskripsi yang aku tuliskan akan menjadi kebiasaan. Dan aku cukup berani menuliskanmu seperti ini. Agar waktu tak mengusaikan ingatanku tentangmu, kenangan hangatku. 

Daur Hidup Pohon



Ada seorang anak remaja yang ingin belajar dari pelajaran hidup yang tidak didapat dari sekolah. Itulah aku, Jessica. Banyak makna yang tersimpan dalam pelajaran hidup. Jika diibaratkan, pelajaran hidup adalah buah-buah dalam satu pohon. Ada yang buah sudah matang dan rasanya manis, elok sekali saat di pandang, harum baunya sehingga banyak orang yang ingin memetik buah itu. Namun, ada juga buah yang tidak enak dipandang yang hanya memperburuk tampilan pohon itu dan baunya yang tidak sedap. Tetapi buah busuk itu juga menjadi pelengkap sebuah pohon. Bahwa ternyata, didalam hidupnya, pohon itu juga mengalami kegagalan saat memproduksi buah demi buah. Tetapi pohon itu akan berteriak bangga ketika buah itu menjadi buah matang. Karena buah itu akan diambil banyak orang, diperebutkan banyak orang dan berguna untuk banyak orang. 
Aku akan menceritakan tentang halaman lalu yang kutuliskan di kertas ini. Namun, aku tidak akan memulai cerita ini dengan kata “Pada suatu hari”, “Saat itu”, ataupun “Pada pagi/siang/malam hari,”. Tetapi, aku akan mengawali jalan cerita dengan kata “Aku”, “Dia”, “Kami” dan “Kita”. Karena aku akan menuliskan sedikit kata-kata tentang “Aku” dan diteruskan dengan kata “Dia” dan “Kami” yang berakhir dengan kata “Kita” sebagai bumbu pelengkap. Dan juga, aku akan memberikan buah matang dan buah busuk yang bisa dipetik dan kiranya bisa menjadi berkat untuk orang lain.
“AKU”. Aku memiliki pengalaman dan pengamalan. Kedua hal itu, sangat dekat dengan daur hidup. Kedua hal itu tidak bisa dipisahkan. Pengalaman yang berorientasi pada apa yang kulakukan kemarin. Sedangkan pengamalan berorientasi pada apa yang kulakukan hari ini.
Pengalamanku dan pengamalanku saling berkaitan satu sama lain.  Dan apa yang sudah kupetik sebagai pengalamanku, akan tanamkan dalam pengamalanku hari ini.
“Apa pelajaran baik yang ditanam di kota, dilakukanlah juga di desa nanti.”, kata guruku. Di kota, aku diajarkan untuk bertindak sopan. Dan di desa, tindakan sopanku lebih diasah lagi, ditambah dengan cara bersosialisasi yang ku implementasikan di lingkungan desa tersebut. Alhasil, aku sudah mengubah banyak pengalaman menjadi sebuah pengamalan yang nantinya akan diubah lagi oleh daur hidup menjadi pengalaman. Memori yang terkenang sampai sekarang adalah ajaran sosial budaya di desa yang tidak kudapat di kota Jakarta ini.        
Aku sangat girang,tertawa yang tercampur haru isak tangis. Aku tinggal ditempat yang mungkin sangat sederhana ekonomi, namun kaya akan sosial budaya. Ruang per ruang hanya dibatasi kayu tipis dan bambu sebagai penyanggahnya.  Yang kulihat hanya ada satu warna, yaitu warna tawa dalam kesederhanaan. Mereka menyambutku dengan senyum lirih manis dan tawa kecil. Seorang anak balita menghampiriku dengan mengulurkan tangan yang akan menggandengku, mengajakku bermain. Dengan segala kekurangannya, Ia mencampurkan dunianya dan duniaku, imajinasinya dan imajinasiku untuk menciptakan tawa dalam kesederhaan. Mungkin ini yang membuatku sangat betah berlama-lama di rumah itu walaupun aku hanya melihat warna coklat yang membatasi ruang gelap itu.
 “DIA”. Aku memulai bab baru lagi. Kali ini, aku akan menceritakan tentang dia, keluarga yang miskin secara ekonomi, tapi kaya akan moral. Dia yang pertama kali kujelaskan adalah dia yang membuat mengajarkan makna hidup. Dia yang mengajarkan cara tertawa dalam kekurangan. Dia yang mengajarkan dan mendefinisikan apa arti kesempurnaan dalam kekurangan. Dia adalah seorang anak balita, kupikir. Namun ternyata umur dia sudah lewat dari balita. Aku akan mendeskripsikan sedikit tentang dia.
Dalam tiga hari dua malam di sana, aku banyak mengetahui tentang dia melalui Ibunya. Ternyata, dia memiliki beberapa kekurangan, yaitu dalam hal psikologisnya. Bagiku, dia adalah anak malang yang mendapat banyak penyertaan dan karunia dari Sang Pencipta. Semenjak beliau lahir ke dunia ini dan sampai sekarang selalu diberkati Sang Kasih. Dari semenjak dia lahir, dia memiliki kelainan pada kakinya. Lalu dilakukan perawatan yang intensif selama beberapa hari dan harus bolak-balik ke Solo untuk penggantian gips serta sepatu khusus untuknya. Yang seharusnya umur dua tahun, dia bisa bermain, tetapi dia hanya bisa berkutik pada kasur. Lemah, lesu dan keinginannya untuk bermain mainan-mainannya. Dari situlah muncul keterbatasan dalam psikologinya karena stress tak bisa bermain apapun.
Tapi, dari semua keterbatasannya, Ia seperti kesempurnaan dalam kekurangan. Di dalam kekurangan dan keterbatasannya, Ia bisa mengajarkan banyak hal. Padahal, usianya baru mencapai sembilan tahun, tapi dia bisa menjadi berkat untuk banyak orang. Aku menjadi mengerti cara untuk ramah kepada orang lain, cara membantu ibu sendiri dengan senyuman yang tulus ikhlas, dan juga cara untuk bermain yang sederhana namun bisa tertawa terbahak-bahak. Lagi-lagi aku memuji anak ini seperti tidak memiliki kekurangan apapun. Kau tahu? Walaupun Ia memiliki keterbatasan dalam mentalnya, tapi dia sangat memiliki banyak talenta, seperti jago menari, otaknya yang cerdas dan cepat tanggap, serta peduli dan menjaga Ibunya. Betapa mulianya Sang Pencipta kita, Tuhan Yesus Kristus, yang mengaruniakan seorang anak yang memiliki kekurangan tetapi dilengkapi-Nya dengan kelebihan. Aku sangat bangga pada dirinya, karena dia juga mengembangkan talentanya. Sungguh terpuji perbuatan anak polos itu.

Kini aku akan mengganti menjadi semibab. Kali ini aku akan menceritakan sedikit tentang kedua orangtua asuhku yang juga orang tua dari anak itu. Aku akan mengganti kata “Dia” menjadi “Mereka”. Ya, mereka adalah sepasang suami-istri yang hidup dalam kesederhanaan namun bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga sarjana. Lagi-lagi pertolongan Tuhan dilibatkan dalam hal ini. Aku banyak memetik buah rohani maupun edukasi moral. Dengan keadaan mereka yang mungkin sangat sederhana, dan memerlukan tetesan keringat dan air mata untuk mengumpulkan seribu rupiah, tetapi Tuhan membantu keluarga itu untuk mendapat lebih dari seribu rupiah. Saat aku di rumahnya, mereka banyak sekali cerita tentang keluarganya. Dan yang terpenting, aku memetik buah kasih. Kasih yang dipecah menjadi berbagi, sayang, bersyukur, damai, dan masih banyak lagi. Sungguh! Kuakui, Tuhan ada untuk keluarga ini. Dan mereka juga yang taat pergi kegereja untuk bersyukur atas apa yang Tuhan telah berikan. Itulah buah petikanku dalam keluarga ini.
Mereka tidak pernah melihat latar belakang seseorang. Aku yang diterima di keluarga ini seperti memiliki keluarga baru. Aku sudah seperti dianggap anak sendiri. Rasanya, aku tidak ingin hanya tiga hari dua malam. Aku ingin bertemu dengan mereka tiap saat. Saking rindunya aku, sampai sekarang, aku masih saja mengabari mereka, ingin tahu bagaimana kabar adikku dan ibuku disana. Karena itu, aku sangat-sangat berterima kasih pada keluarga ini yang telah mengajarkan banyak hal tentang pelajaran hidup. Mereka mengajarkan apa yang aku cari. Aku menjadi mengerti kemana aku harus melangkah seperti aku menemukan jati diriku. Karena mereka sangat bermakna dalam hidupku. Mungkin aku sudah berkali-kali untuk melakukan kegiatan Live In, tapi hanya ini yang “ngena banget”
Kau tahu? Aku disana seperti terbangun dari mimpi. Ternyata, mereka memiliki kasih sayang yang besar padaku walaupun aku bukan siapa-siapa di keluarga itu. Aku sangat sayang pada keluarga ini. Aku seperti merasakan hangatnya sebuah pelukan kasih sayang seorang ibu. Aku seperti merasakan hangatnya dekapan seorang ayah. Aku seperti merasakan masa saat aku lahir kembali dan dipeluk, didekap dan di gendong lagi. Sungguh! Aku tak akan menyia-nyiakan waktu bersama mereka. Aku ingin selalu membantu ibuku, karena diapun peduli padaku. Terutama, saat pertama kali aku masuk kerumahnya, aku dijamu dengan sangat baik. Terasa hangatnya sampai kedalam jiwa. Ini seperti cara mereka untuk menghangatkan keluarga ditengah suasana dan udara yang dingin. Aku yakin! Pasti Anda yang pernah merasakan posisi ini juga terasa hangatnya. Rasanya seperti tak pernah kurasakan di kota yang dikenal besar nan luas ini. Dalam lingkup kecil itu, aku bisa memetik buah yang sangat banyak.
“KAMI”. Sekarang aku memulai bab baru lagi sekaligus bab terakhir pada cerita ini. Kami berempat, “AKU”, “DIA”, dan juga “MEREKA” (merekanya dihitung dua yah.. hehehe) menyatukan jiwa dan pikiran dalam sebuah kesederhanaan, kekurangan, ketidaksempurnaan namun bahagia. Temanya adalah kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan. Bukan tentang kekayaan dan harta, namun tentang sederhana dan tawa. Inilah inti buah yang kupetik, bahwa semuanya bisa tetap berjalan dengan penyertaan Tuhan walaupun didalam kesederhaan. Karena Tuhan akan melengkapi bagian-bagian yang kurang. Bagian-bagian yang berlubang, Ia tutupi dengan kesempurnaan-Nya. Sungguh! Inilah yang disebut semangat Kasih Tuhan.
Dan sebagai pelengkap sekaligus penutup, aku akan menegaskan beberapa hal. Di sini, aku hanya membahas tentang “KITA”. Karena yang membuatku terkesan adalah pelajaran hidup yang kupetik buahnya menjadi pengalaman dan bekal masa depanku. Mungkin untuk sebagian orang ini tidak berarti, tapi bagiku, ini sangat bermakna bagiku dan masa yang akan mendatang. Aku mempelajari hidup! Bukan tentang hidup sehat dan organ tubuh seperti biologi. Dan bukan tentang pelajaran Kimia yang mempelajari bahan kimia mana saja yang boleh masuk ke tubuh dan dicerna oleh tubuh atau bahan kimia untuk kosmetik, untuk penyembuhan, dan lain-lainnya. Dan juga bukan tentang pelajaran Fisika yang mempelajari tentang lensa mana yang tepat untuk penyakit mata hipermetropi atau miopi. Dengar dan simaklah! Aku belajar sesuatu yang berarti! Ini adalah harta masa depanku! Aku belajar tentang kenyataan! Ya, biologi, kimia, fisika juga mempelajari tentang hal-hal yang nyata. Namun, ini lebih nyata dari kenyataan! Aku tak bisa mendeskripsikannya tapi ini bagaikan akar dalam pohon! Tanpa akar, tidak akan ada daun, batang, apalagi buah. Inilah akhir kisahku, yang kiranya bisa menjadi berkat untuk yang membacanya!


Rabu, 21 Maret 2018

Resensi Buku Seni Budaya

Hai teman-teman pembaca! Disini saya akan merensensi sebuah buku yang bagus nih..

Buku Pelajaran Seni Budaya merupakan salah satu buku dari Pemerintah untuk anak-anak sekolah khususnya Kelas 11 Semester 2 ini. Sekarang saya ingin merensikan buku ini karena banyak buku tentang Seni Budaya yang masih terlihat ringkas sehingga banyak siswa menjadi bingung dan kurang mengerti. Namun, beda halnya dengan buku ini. Buku ini sangat terperinci dalam menjelaskan sesuatu dan ketika melihat buku ini, siswa akan terlihat lebih semangat belajar karena cover buku yang menarik.

Identitas Buku
Nama penulis : Sem Cornelyoes Bangun, Siswandi, Tati Narawati, dan Jose Rizal Manua
Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud
Tahun terbit: 2017
Tebal buku: 122 Halaman

Sinopsis Buku
Bab 1 Pameran Seni Rupa
Untuk mencapai tujuan pameran kita perlu bekerjasama dan membagi tugas sesuai kebutuhan (sangat tergantung dari apa yang dipamerkan, dimana pameran diselenggarakan, dan siapa yang akan menyaksikan pameran tersebut). Dengan demikian, volume pekerjaanlah yang akan menetukaan jumlah dan susunan panitia. Biasanya untuk tingkat sekolah, struktur panitia yang sederhana sudah memadai. Terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan sejumlah seksi-seksi, ada yang mengurus materi pameran, display ataukelompok kerja pemajangan karya, piñata cahaya, pembuatan catalog,dll. Selain memikirkan panitia pemeran, kita uga harus memikirkan proposal pameran. Banyak format penulisan proposal yang dapat digunkana, namun pada hakikatnya, inti dari proposal ialah latar  belakag, dasar auan kegiatan pameran, waktu dan tempat, tata tertib dan lain-lain.

Bab 2 Menganalisis Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pelaporan Pameran Karya Seni Rupa
Sebelum menyelenggarakan pameran seni rupa, kita perlu membuat perencanaan yang baik. Pertama, kita harus membentuk panitia pameran seni rupa. Komitmen dan kerja sama kepanitiaan adalah kata kunci keberhasilan penyelenggaraan pameran seni rupa. Penataan ruang pameran, pemajangan karya, pengaturan kata, sound system, dll.

Bab 3 Menganalisis Konsep Prosedur, Fungsi, tokoh dan Nilai Estetis Karya Seni Rupa
Pengertian analisis dalam konteks apresiasi adalah pengkajian yang cermat terhadap karya seni rupa untuk mengetahui keberadaan karya yang sebenarnya. Dalam menganalisis karya seni rupa aspek konsep berkaitan dengan aktivitas pengamatan karya seni untuk menemukan inspirasi. Aspek teknis berhubungan dengan proses kreasi, langkah-langkah kerja kreatif yang ditempuh seorang perupa untuk menghasilkan karya. Fungsi pada seni hakikatnya adalah menfaat seni pada konteks tertentu. Sedangkan, pengenalan akan tokoh perupa murni adalah penting dlam meningkatkan kemampuan berapresiasi. Nilai estetis secara teoritis dibedakan menjadi objektif dan subjektif.

Bab 4 Memamerkan Karya Seni Rupa Dua dan Tiga Dimensi Hasil Modifikasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemajangan karya dua dimensi adalah factor keluasan ruang dengan sejumlah karya yang dipamerkan. Sedangkan untuk karya tiga dimensi adalah pemajangan pameran yang dapat dilihat dari segala arah


Bab 5 Fenomena Seni Rupa
Seni rupa pramodern menunjukkan babakan sejarah dimana manifestasi karya seni rupa hadir sebelum zaman industri. Seni Rupa Pramodern dibagi menjadi primitivisme, Naturalisme, realism. Primitivisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naïf, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan dan pewarnaan. Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni sehingga seniman terikat sekali paa hukum proporsi , anatomi, persprektif dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan dengan perwujudan objek yang dilihat oleh mata.

Kelebihan Buku
1. Pemilihan kata yang tepat dan mudah dimengerti
2. Buku tidak terlihat monoton karena dicetak dengan gambar yang berwarna sehingga terlihat menarik untuk kalangan siswa
3. Penjelasan tiap bab sangat rinci sehingga mudah memahaminya
4. Cover sampul buku terlihat sangat menarik dan dilengkapi dengan gambar-gambar seni rupa.
5. Terdapat berbagai teks seperti revies konser, tokoh-tokoh yang terkenal sehingga menambah wawasan untuk siswa
6. Kurikulum dalam buku ini sudah disesuaikan oleh pemerintah secara langsung.

Kekurangan Buku
1. Masih ada beberapa Typo atau salah penulisan kata
2. Tidak ada rangkuman dan uji kompetensi untuk mengukur kemampuan siswa

Dengan berbagai kekurangan dalam buku tersebut, namun saya sangat merekomendasikan buku ini  untuk dibeli karena banyak sekali hal-hal didalam buku ini yang bisa menjadi panutan ketika kita ingin melkukan suatu karya seni. Dan juga penjelasan yang sangat rinci membuat siswa yang melakukan karya seni ini bisa lebih mudah memahami.

Resensi Koala Kumal

Sumber foto : google.com

Identitas Novel
Judul Novel : Koala Kumal
Pengarang Novel : Raditya Dika
Tanggal terbit : 17 Januari 2015
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 250 halaman
Genre : Komedi, Drama

Sinopsis Novel
Di mulai dari bab 1, dimana Dika menceritakan masa kecilnya. Mulai dari Dika yang tidak memiliki teman dimasa kecilnya, Dika yang sibuk dengan dunianya sendiri. Hingga suatu hari Dika di ajak ayahnya untuk bermain layang layang. Di situlah di mulai cerita persahabatan Dika,Bahri dan Dodo. Semenjak kejadian layang- layang putus itu, Dika menjadi berteman baik dengan dua orang, yaitu Bahri dan Dodo. Bagaimana pertemanan mereka membuat Dika beralih profesi dari bermain video game ke petasan yang berakibat perang antar komplek yang tentunya di mainkan oleh anak anak. Kejadian itu adalah titik mula tercetusnya perang antara Dika dan temannya dengan anak-anak Kebalen. Maka, hampir setiap habis Tarawih berikutnya, Dika dan teman-temannya perang petasan dengan mereka.

Bab kedua berisikan perjalanan Raditya Dika dalam menulis skenario film Cinta Brontosaurus. Bagaimana Dika membuat naskah yang sudah terlambat tanggal pengumpulannya. Bagaimana Dika menghindar dari kejaran Produser yang terus mengejar Deadline. Dika juga  menceritakan adegan lucu yang diambilnya pada pembuatan film Cinta Brontosaurus, adegan ini asli diambil dari kutipan orang tuanya. Dika tanpa ragu dan secara blak-blakan menulis apa yang ada di pikiran dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Dika juga memasukkan bagian bagian yang terkesan konyol dan berhasil membuat pembacanya tertawa.

Bab demi bab diceritakan sangat detail oleh Dika. Mayoritas, isi dari novel ini menceritakan perjalanan cintanya yang selalu berakhir dengan kegagalan yang bisa dibilang cukup tragis. Bagaimana perjalanannya yang bisa di bilang tak mudah untuk dilalui, bagaimana cara menjadi seorang yang tegar meski di kecewakan berkali kali,  tentang rasa yang pernah ada, dan sebagainya.

Terdapat beberapa bab yang juga megundang tawa pembaca novel ini salah satunya . Bab ini berjudul LB atau bisa juga kita sebut dengan Lady Boy. Bab ini menceritakan pengalaman Dika selama di Thailand. Bagaimana Dika bertemu dengan seorang Lady Boy yang Dika temui di sebuah aplikasi ‘Tinder’. Tinder adalaah sebuah aplikasi pencarian jodoh yang bisa digunakan dengan mudah dan dimana saja. Dika yang mencoba memakai aplikasi itu mengikuti arahan Podma. Setelah mengikuti arahan Podma, Dika menemukan seseorang yang bernama Moo dan ketika bertemu, Dika lari karena Moo adalah seorang Lady Boy.

Tak hanya itu, Dika juga pernah menuliskan di akun media sosialnya salah satu part yang menjadi favorit Raditya Dika adalah " Perempuan Tanpa Nama" yang dapat dilihat pada bab 7. Perempuan tanpa nama, jelas sudah menggambarkan orang yang berhasil ditemuinya tanpa diketahui namanya. Ada tiga perempuan yang disebutkan yaitu, perempuan pertama yang ditemuinya saat di tempat makan (olahan ayam). Saat itu, Dika masih duduk di bangku SD. Diceritakan bahwa Dika  naksir dengan perempuan yang duduk di meja sebelahnya. Dika hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus dilakukan.  Dan pada akhirnya, Dika hanya bisa terpaku di tempat duduk. Dika biarkan dia menjauh.
Perempuan kedua, perempuan tanpa nama hadir di pesawat yang mengantarnya ke Bali. Dia adalah seorang pramugari cantik,  putih, tinggi sudah pasti perfect di mata Dika. Namun, belum sempat kenalan dan tahu namanya, salah seorang penumpang pesawat menegurnya ketika di toilet "Mas kalau kencing jangan berceceran dong." Pramugari itu kemudian menatapnya jijik dan mengalah untuk membersihkan toiletnya "Silakan kembali duduk, Mas," kata Pramugari Cantik kepada Dika. Dan akhirnya, Dika yang berumur 18 tahun gagal lagi untuk mendapat perempuan.

Perempuan tanpa nama ketiga adalah yang pernah ditemuinya di tempat pembelanjaan, Dika bersembunyi diantara baju-baju yang dijual hanya demi bisa lihat perempuan itu. Mengingat sudah dua  kali mengalami kegagalan kenalan dengan perempuan yang ditaksir. Dika memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Dengan gaya yang sok tajir membawa banyak baju,  Dika malah disangka pelayan toko tersebut.

Tak hanya cerita lucu, Dika juga menceritakan perjalanannya membuat Malam Minggu Miko. Mulai dari iseng-iseng karna kesal melihat acara TV yang menurutnya kurang berbobot dan membuat jenuh. Dika pun berniat membuat acaranya sendiri. Mulai dari Malam Minggu Miko yang pertama dan disebarkan melalui youtube hingga tawaran dari Kompas TV untuk membeli serial Malam Minggu Miko.

Dika yang seorang amatir tentunya belajar banyak dari hal ini. Mulai dari nol hingga bisa mengeluarkan Malam Minggu Miko 1 dan  Malam Minggu Miko 2. Dika tak ragu menceritakan perjuangannya dalam menayangkan Malam Minggu Miko. Mulai dari mencari pengganti pemain ketika pemain aslinya tidak datang hingga masalah suara yang tidak kondusif atau karna faktor cuaca yang tak bisa di hindari. Dika menceritakan setiap kejadian dengan detail.

Tak kalah penting dari bab-bab sebelumnya, bab penutup ini berisikan alasan kenapa Dika memilih Koala Kumal sebagai judul dari novel ketujuhnya ini. Digoresnya sedikit kisah, dimana mantannya tidak lagi sama seperti dahulu dan mengumbar sinyal balikan. Dika teringat dengan koala yang ditemukannya di situs internet, koala yang meninggalkan hutan sebagai tempat tinggalnya, namun saat kembali tempatnya terasa berbeda. Dari sanalah akhirnya diambil sebagai judul bukunya yang ketujuh ini "KOALA KUMAL"

Kelebihan Buku:
1. Judul buku yang menarik mengundang para pembaca menjadi penasaran pada isi bukunya
2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari (bahasa gaul) yang sangat mudah dimngerti oleh kalangan remaja
3. Isi cerita yang nyambung dari bab satu ke bab lain
4. Unsur lelucon yang membuat para pembaca bisa senyum-senyum setelah membaca buku ini
5. Desain sampul juga menarik dan terlihat sederhana

Kekurangan Buku:
1. Kata-kata yang digunakan tidak baku sehingga sulit dibaca untuk kalangan dewasa/orangtua
2. Buku ini terlihat monoton karena hanya dicetak hitam putih
3. Ada beberapa kata yang kurang dimengerti dan tidak ada penjelasan dari penulis.

Dengan berbagai kekurangan dari buku ini, namun buku ini harus dibeli khususnya pada kalangan remaja. Selain menghibur, dalam buku ini juga memiliki pesan-pesan tersirat setiap bagian-bagian ceritanya. Karena apa yang ditulis sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita sehingga kita juga bisa tahu bagaimana menanggapi suatu kondisi yang hampir sama dengan kejadian dalam buku tersebut.

Rabu, 14 Februari 2018

Kata Kunci

1. Teks Prosedur merupakan teks yang berisi tentang langkah-langkah atau tahap-tahap untuk melakukan sesuatu hal, baik melakukan suatu kegiatan tertentu maupun membuat sesuatu yang disajikan secara berurutan.
A. Langkah-langkah
B. Membuat sesuatu
C. Berurutan
Artinya, teks prosedur adalah langkah-langkah untuk membuat sesuatu yang secara berurutan

2. Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses “bagaimana” dan “mengapa” mengenai suatu topik yang berhubungan dengan fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
A. Proses
B. Fenomena alam
C. Kehidupan sehari-hari
Artinya, teks eksplanasi adalah proses yang menceritakan tentang fenomena alam yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

3. Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. 
A. Pidato
B. Nasehat
C. Pendengar
Artinya, ceramah adalah pidato untuk memberikan nasehat dan ada audiens sebagai pendengar

4. Nilai-nilai kehidupan dalam cerpen adalah sesuatu yang dapat diambil/dipetik dari cerpen yang bersifat edukatif, menambah pengetahuan, memberikan hiburan, yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.
A. Sesuatu yang di petik
B. Edukatif
C. Kehidupan sehari-hari
Artinya, nilai-nilai kehidupan dalam cerpen adalah sesuatu yang di petik yang bersifat edukatif untuk kehidupan sehari-hari

5. Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja, perencanaan secara sistematis, matang dan teliti yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian baik itu penelitian di lapangan ataupun penelitian di perpustakaan.
A. Rencana
B. Sistematis
C. Penelitian
Artinya, proposal adalah rencana untuk melakukan penelitian yang disajikan secara sistematis 

6. Karya ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.
A. Keilmuan
B. Hasil penelitian
C. Metode yang sistematika
Artinya, karya ilmiah adalah  teks yang sifatnya keilmuan yang diperoleh dari hasil penelitian dan di tuangkan dalam metode yang sistematika

7. Rensensi adalah suatu penilaian terhadap sebuah karya baik berupa buku, karya seni, film, dan drama untuk merekomendasikan kepada orang lain
A. Penilaian
B. Sebuah karya
C. Rekomendasi
Artinya, resensi adalah penilaian terhadap sebuah karya untuk merekomendasi.

8. Drama adalah karangan yang menggambarkan suatu kehidupan serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa babak. 
A. Kehidupan manusia
B. Dipentaskan
C. Babak
Artinya, drama adalah cerita tentang kehidupan manusia yang di pentaskan dalam bentuk babak

Rabu, 07 Februari 2018

Tersadar Akan Keberuntunganku...


HAI HALO HAI HAI!

Karena saya baru saja nonton film Di Timur Matahari, maka saya akan memberikan kesan menurut pribadi saya sendiri. 

Menurut saya, film ini sangat sangat baik untuk di tonton berbagai kalangan usia khususnya anak penerus bangsa. Karena film ini tak hanya mengeksplor indahnya Indonesia bagian Timur atau seperti film-film lainnya yang memberitahu keadaan daerah tersebut. Tetapi film ini mengajarkan banyak hal. Terutama di bidang pendidikannya. Bidang pendidikan Indonesia bagian timur sana sangat memprihatinkan. Dengan semangat anak-anak bangsa yang ingin bersekolah namun tak ada guru yang mengajar. Seolah-olah menyadarkan dan menggerakkan hati kita bahwa kita yang tinggal di Ibu Kota Negara yang besar nan luas ini harus mencontoh si pelajar-pelajar bagian timur sana. 

Selain itu, film itu juga mengajarkan tentang agama, persaudaraan, dan budaya Indonesia. Yang pertama tentang agama, mereka masih menganut agama Kristen dan sangat menekankan ajaran Kitab Suci. Mereka juga tekun beribadah. Mendengarkan dengan saksama apa yang dibicarakan oleh pendetanya. Yang kedua tentang persaudaraan, sangat terikat jalinan hubungan tiap orang di sana. Sama seperti perangko yang ada di amplop surat. Sangat lengket. Satu sama lain saling mengetahui keadaan sekitarnya, saling tolong menolong, saling menghargai dan juga bahu membahu. Yang ketiga tentang budaya, budayanya yang sangat kental membuat kita sadar harus melestarikan budaya daerah Indonesia. Mereka masih melakukan hal-hal yang berbau daerah tersebut, seperti meniup salah satu alat musik tiap paginya asal daerah tersebut. Dan tak hanya daerah mereka saja, tapi mereka juga cinta tanah air kita loh. Mereka bisa menyanyikan lagu-lagu nasional seperti  Hymne Guru, Padamu Negri dan juga lagu kebangsaan kita, yaitu Indonesia Raya

Mau tau gimana akhir ceritanya? Gak mau spoiler ah.. Pokoknya pasti akan membuat kalian sangat terkesan.. khususnya anak-anak jaman now nih.. jangan kalah sama anak-anak itu.. udah deh sekian dulu.. jadi terlalu banyak ngomong deh-_- langsung nonton aja yukk.. 

Kamis, 18 Januari 2018

Rahimmu yang Mulia

"Ibu adalah orang terakhir yang berputus harapan, saat semua orang telah memyerah dengan kita. Tidak pernah berhenti. Dan doa Ibu yang tulus meski kadang kita tidak tahu dia menangis malam-malam mendoakan kita, boleh jadi telah membuka begitu banyak kunci kesempatan kepada kita."

Aku memang lahir dari rahim seorang Ibu, tapi aku juga lahir dari belas kasihannya. Bukan sebuah lagi, tetapi berbuah-buah dukungan dari keluarga kecil nan sederhana ini membuatku lahir dengan lirih tangis bayi bahagia. Aku akan menceritakan seserpih cerita tentang bayi yang ada di rahim seorang Ibu. Cerita ini singkat, namun inilah akar dari cerita-cerita yang ada dalam hidupku.

Singkat cerita, Ibuku yang berumur hampir 40 tahun sudah memiliki 3 anak yang duduk di bangku SD dan SMP, serta mengandung mengandung seorang anak lagi. Bukan lagi usia yang muda, yang masih kuat untuk membawa bayi kecil di dalam perutnya kemanapun Ia pergi. Bahkan tulangnya tidak mampu menahan beban berat badannya ketika bayi ini mulai bertumbuh dan berkembang. Ditambah beberapa penyakit yang dideritanya, membuat pikirannya ingin menggugurkan bayi itu. Coba bayangkan, bagaimana pikiran seorang Ibu yang sudah tua tetapi harus mengurusi 3 anaknya dan mengandung seorang anak lagi ketika berbagai penyakit datang menyerang tubuhnya? Pantas saja jika ia berpikir ingin meggugurkanku. Karena mungkin hampir semua Ibu juga akan berpikir hal yang sama seperti Ibuku. Tetapi berbeda dengan Ibuku. Ia tetap mengandung di usia tuanya, dengan cinta kasih memberikan kehangatan di dalam tubuhnya. Dan juga, salah satu alasan Ibuku ingin mengandung dan melahirkanku karena ada seseorang yang mengharapkan kehadiranku sebagai adiknya. Ya, itu kakakku. Dia yang selalu meminta kepada Sang Pencipta agar lahirlah seorang adik yag menemaninya bermain dan saling bercerita.

Ketika Ibuku mengandungku, secara otomatis Ia memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga kesehatannya dan juga bayi yang di dalam perutnya. Dengan dibantu oleh kakak-kakakku dan juga ayahku, Ibuku bisa melakukan apapun dan aku juga tetap terjaga. Beliau juga tetap sabar saat aku menendang perutnya sampai ia menangis kesakitan. Lalu dengan cintanya, Ia mengelus perutnya agar aku bisa tenang di dalamnya. Ia memberiku lagu-lagu yang baik untuk didengar karena sangat menenangkanku dan juga melatih indra pendengaranku. Aku menyentuh banyak hal dalam perut Ibuku. Lalu, ketika hampir semua organku ada, aku mulai mencoba mainkannya. Memainkan rambut yg mulai tumbuh, jari jemari yang mungil, dan juga kakiku yang menendangan kegirangan.

Waktu berjalan cepat. Sampailah pada usia kandungan ke tujuh bulan. Ibuku semakin ingin cepat aku keluar dari perutnya dan bisa menggendongku. Tetapi inilah cinta kasih seorang ibu diuji. Saat itu, aku yang sedang bertumbuh dan berkembang seperti ingin lebih cepat menatap keluarga baruku. Aku membuat masalah-masalah baru yang membuat Ibuku menangis kesakitan karena ulahku. Di dalam perutnya, aku memutar 90 derajat. Saking nyamannya, aku bisa leluasa main sampai aku bisa berputar-putar. Tapi, seharusnya aku tetap dalam kondisi semula. Karena dengan memutar itu membahayakan aku dan juga Ibuku. Akhirnya, Ibuku harus mengikuti berbagai terapi agar aku bisa kembali ke posisi semula. Selang 2 minggu, aku sudah bisa kembali ke posisi semula. Tetapi, tak sampai 1 minggu, aku sudah memutar badanku lagi. Seperti mainan yang paling mengasikkan. Lagi-lagi, Ibuku menjalani terapi. Tetapi, aku hampir tak terselamatkan lagi. 2 minggu terapi itu, bukan membuatku kembali ke posisi semula, tapi aku terus memutar-mutar hingga aku terlilit tali pusar. Ibu dan Ayahku yang sudah mulai khawatir, langsung berkonsultasi dengan dokter kandungan yang sudah menangani Ibuku dari sejak dulu. Dan dokter berkata "Mau, tidak mau, Ibu harus segera melahirkan anak ini. Mungkin daya tahan tubuhnya nanti akan berbeda dengan anak-anak lainnya. Tetapi inilah salah satu jalan agar anak ini bisa selamat. Karena jika di tunggu lagi akan sangat bahaya, lilitannya pun bukan hanya satu lilitan, tapi ada tiga kali lilitan. Dan sepertinya ketuban anda akan pecah saat masuk ke delapan bulan. Sudah ada tanda-tandanya bahwa anak ini tidak bisa lahir normal. Artinya, anak ini harus lahir prematur." Ibuku yang mendengarkan kata-kata dokter mulai melemas sambil sekali lagi mencucurkan air mata.

Ayahku dan Ibuku cepat mengambil keputusan untuk melahirkanku pada malam harinya. Tibalah Ibuku menjalankan operasi caesar yang dibantu dokter dan juga perawat. Ayahku yang selalu menemani Ibuku, memegang  tangan Ibuku, dan juga menguatkan ibuku, pada akhirnya juga menangis karena tak tega melihat kondisinya. Semua dugaan dokter terbukti benar. Saat baru ingin menjalankan operasi, ketuban Ibuku pecah. Dokter takut jika aku meminum air ketuban itu. Karena menurut ilmiahnya, air ketuban itu racun, jadi seharusnya tidak boleh di minum oleh bayi. Segera dokter bertindak cepat. Membuka lapisan demi lapisan perut ibuku. Mencoba memperbaiki lilitan-lilitannya dan cepat mengambilku yang saat itu sangat mungil. Terdengar liruh tangis seorang bayi yang keluar dari rahim Ibu, tempat paling nyaman di dunia ini. Dokter ditambah kaget lagi saat melihat seluruh tubuhku berwarna kuning, yang tandanya aku sudah meminum air ketuban itu. Segera aku dibersihkan, dan dimasukkan kedalam inkubator. Ibu dan Ayahku yang belum sempat menggendongku, harus melihatku lemas di balik kaca inkubator. Tetes demi tetes air mata Ibuku lagi-lagi jatuh. Tetapi, saat Ibuku melihatku, seperti aku menyuruh Ibuku untuk tetap tersenyum karena aku baik-baik saja. Aku akan menemani Ibuku, Ayahku, dan juga kakak-kakakku.

Sebulan kemudian, aku sudah bisa keluar dari inkubator. Itulah pertama kalinya aku merasakan hangatnya dekapan seorang Ibu. Kemudian, saat Ibuku sudah keluar dari rumah sakit, Ibuku merawatku, memberikan nutrisi yang baik agar aku tetap seperti anak lainnya yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

Perjuangan seorang Ibu memang sangat mulia. Inilah pengalaman terbaikku, saat aku bisa merasakan kasih seorang ibu sampai di umurku yang akan mencapai 17 tahun. Yang sebentar lagi bisa di sebut "legal". Bagiku, kasih seorang ibu yang paling berharga adalah cinta kasih serta kasih sayang kepada anaknya. Bukan dari pemberian-pemberian materi, tetapi dengan perlakuannya yang dilapisi tangisannya adalah pemberian paling berharga dalam hidupku. Bahkan dengan tangisannya itu mengungkapkan seberapa tulusnya Ibuku merawatku. Mengingat hal ini di umurku yang akan menginjak 17 tahun membuatku terharu karena dengan sabar dan tulus, Ia membuatku berkembang dan bertumbuh. Ia merawatku, memarahiku saatku melakukan kesalahan, mengajariku apa yang benar dan yang salah, mendidikku agar aku bisa menjadi orang bijaksana yang mandiri. Akhir kata, balaslah semua yang sudah diperbuat ibumu. Bukan menunggu kamu mulai besar dan dewasa, bukan juga saat kamu bisa mencari uang sendiri dan membawa ibumu jalan keliling dunia. Tetapi, hal kecil yang diperbuatmu juga bisa membalas sedikit demi sedikit, contohnya dengan memeluk ibumu dan katakan "terima kasih" atau mungkin membuatnya tersenyum, karena dahulu saat kamu menangis, Ibumu yang menghibur dan membuat senyummu kembali.

Rindu Ditemani Kenangan Hangat

www.google.com Sayang? Kepada sahabat atau kepada seorang kekasih? Jika itu kepada sahabat, mengapa aku harus takut kehilangan? Bahka...