Sumber foto : google.com |
Identitas Novel
Judul Novel : Koala Kumal
Pengarang Novel : Raditya Dika
Tanggal terbit : 17 Januari 2015
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 250 halaman
Genre : Komedi, Drama
Sinopsis Novel
Di mulai dari bab 1, dimana Dika menceritakan masa kecilnya.
Mulai dari Dika yang tidak memiliki teman dimasa kecilnya, Dika yang sibuk
dengan dunianya sendiri. Hingga suatu hari Dika di ajak ayahnya untuk bermain
layang layang. Di situlah di mulai cerita
persahabatan Dika,Bahri dan Dodo. Semenjak kejadian layang- layang
putus itu, Dika menjadi berteman baik dengan dua orang, yaitu Bahri dan Dodo. Bagaimana pertemanan mereka membuat Dika beralih profesi dari bermain video
game ke petasan yang berakibat perang antar komplek yang tentunya di
mainkan oleh anak anak. Kejadian itu adalah titik mula tercetusnya
perang antara Dika dan temannya dengan anak-anak Kebalen. Maka, hampir setiap habis Tarawih
berikutnya, Dika dan teman-temannya perang petasan dengan mereka.
Bab kedua berisikan perjalanan Raditya Dika dalam menulis
skenario film Cinta Brontosaurus. Bagaimana Dika membuat naskah yang sudah
terlambat tanggal pengumpulannya. Bagaimana Dika menghindar dari kejaran
Produser yang terus mengejar Deadline. Dika juga menceritakan adegan lucu
yang diambilnya pada pembuatan film Cinta Brontosaurus, adegan ini asli diambil
dari kutipan orang tuanya. Dika tanpa ragu dan secara blak-blakan menulis apa
yang ada di pikiran dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Dika juga
memasukkan bagian bagian yang terkesan konyol dan berhasil membuat pembacanya
tertawa.
Bab demi bab diceritakan sangat detail oleh Dika. Mayoritas, isi
dari novel ini menceritakan perjalanan cintanya yang selalu berakhir dengan
kegagalan yang bisa dibilang cukup tragis. Bagaimana perjalanannya yang bisa di
bilang tak mudah untuk dilalui, bagaimana cara menjadi seorang yang tegar meski
di kecewakan berkali kali, tentang rasa yang pernah ada, dan sebagainya.
Terdapat beberapa bab yang juga
megundang tawa pembaca novel ini salah satunya . Bab ini berjudul LB atau bisa
juga kita sebut dengan Lady Boy. Bab ini menceritakan pengalaman Dika selama di
Thailand. Bagaimana Dika bertemu dengan seorang Lady Boy yang Dika temui di
sebuah aplikasi ‘Tinder’. Tinder adalaah sebuah aplikasi pencarian jodoh yang
bisa digunakan dengan mudah dan dimana saja. Dika yang mencoba memakai aplikasi
itu mengikuti arahan Podma. Setelah mengikuti arahan Podma, Dika menemukan
seseorang yang bernama Moo dan ketika bertemu, Dika lari karena Moo adalah
seorang Lady Boy.
Tak hanya itu, Dika juga pernah menuliskan di akun media
sosialnya salah satu part yang menjadi favorit Raditya Dika adalah "
Perempuan Tanpa Nama" yang dapat dilihat pada bab 7. Perempuan tanpa nama,
jelas sudah menggambarkan orang yang berhasil ditemuinya tanpa diketahui
namanya. Ada tiga perempuan yang disebutkan yaitu, perempuan pertama yang
ditemuinya saat di tempat makan (olahan ayam). Saat itu, Dika masih duduk
di bangku SD. Diceritakan bahwa Dika naksir dengan perempuan yang duduk
di meja sebelahnya. Dika hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dan pada akhirnya, Dika hanya bisa terpaku di
tempat duduk. Dika biarkan dia menjauh.
Perempuan kedua, perempuan tanpa nama hadir di pesawat yang
mengantarnya ke Bali. Dia adalah seorang pramugari cantik, putih, tinggi sudah pasti perfect di mata Dika.
Namun, belum sempat kenalan dan tahu namanya, salah seorang penumpang pesawat
menegurnya ketika di toilet "Mas kalau kencing jangan berceceran dong."
Pramugari itu kemudian menatapnya jijik dan mengalah untuk membersihkan
toiletnya "Silakan kembali duduk, Mas," kata Pramugari Cantik kepada
Dika. Dan akhirnya, Dika yang berumur 18 tahun gagal lagi untuk mendapat
perempuan.
Perempuan tanpa nama ketiga adalah yang pernah
ditemuinya di tempat pembelanjaan, Dika bersembunyi diantara baju-baju yang
dijual hanya demi bisa lihat perempuan itu. Mengingat sudah dua kali mengalami kegagalan kenalan dengan perempuan
yang ditaksir. Dika memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Dengan gaya
yang sok tajir membawa banyak baju, Dika malah disangka pelayan toko
tersebut.
Tak hanya cerita lucu, Dika juga
menceritakan perjalanannya membuat Malam Minggu Miko. Mulai dari iseng-iseng
karna kesal melihat acara TV yang menurutnya kurang berbobot dan membuat jenuh.
Dika pun berniat membuat acaranya sendiri. Mulai dari Malam Minggu Miko yang
pertama dan disebarkan melalui youtube hingga tawaran dari Kompas TV untuk
membeli serial Malam Minggu Miko.
Dika yang seorang amatir tentunya
belajar banyak dari hal ini. Mulai dari nol hingga bisa mengeluarkan Malam
Minggu Miko 1 dan Malam Minggu Miko 2. Dika tak ragu menceritakan
perjuangannya dalam menayangkan Malam Minggu Miko. Mulai dari mencari pengganti
pemain ketika pemain aslinya tidak datang hingga masalah suara yang tidak
kondusif atau karna faktor cuaca yang tak bisa di hindari. Dika menceritakan
setiap kejadian dengan detail.
Tak kalah penting dari bab-bab
sebelumnya, bab penutup ini berisikan alasan kenapa Dika memilih Koala Kumal
sebagai judul dari novel ketujuhnya ini. Digoresnya sedikit kisah, dimana
mantannya tidak lagi sama seperti dahulu dan mengumbar sinyal balikan. Dika
teringat dengan koala yang ditemukannya di situs internet, koala yang
meninggalkan hutan sebagai tempat tinggalnya, namun saat kembali tempatnya
terasa berbeda. Dari sanalah akhirnya diambil sebagai judul bukunya yang
ketujuh ini "KOALA KUMAL"
Kelebihan Buku:
1. Judul buku yang menarik mengundang para
pembaca menjadi penasaran pada isi bukunya
2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
sehari-hari (bahasa gaul) yang sangat mudah dimngerti oleh kalangan remaja
3. Isi cerita yang nyambung dari bab
satu ke bab lain
4. Unsur lelucon yang membuat para
pembaca bisa senyum-senyum setelah membaca buku ini
5. Desain sampul juga menarik dan
terlihat sederhana
Kekurangan Buku:
1. Kata-kata yang digunakan tidak baku
sehingga sulit dibaca untuk kalangan dewasa/orangtua
2. Buku ini terlihat monoton karena
hanya dicetak hitam putih
3. Ada beberapa kata yang kurang
dimengerti dan tidak ada penjelasan dari penulis.
Dengan berbagai kekurangan dari buku
ini, namun buku ini harus dibeli khususnya pada kalangan remaja. Selain menghibur,
dalam buku ini juga memiliki pesan-pesan tersirat setiap bagian-bagian
ceritanya. Karena apa yang ditulis sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita
sehingga kita juga bisa tahu bagaimana menanggapi suatu kondisi yang hampir
sama dengan kejadian dalam buku tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar