Rabu, 21 Maret 2018

Resensi Koala Kumal

Sumber foto : google.com

Identitas Novel
Judul Novel : Koala Kumal
Pengarang Novel : Raditya Dika
Tanggal terbit : 17 Januari 2015
Penerbit : Gagas Media
Jumlah Halaman : 250 halaman
Genre : Komedi, Drama

Sinopsis Novel
Di mulai dari bab 1, dimana Dika menceritakan masa kecilnya. Mulai dari Dika yang tidak memiliki teman dimasa kecilnya, Dika yang sibuk dengan dunianya sendiri. Hingga suatu hari Dika di ajak ayahnya untuk bermain layang layang. Di situlah di mulai cerita persahabatan Dika,Bahri dan Dodo. Semenjak kejadian layang- layang putus itu, Dika menjadi berteman baik dengan dua orang, yaitu Bahri dan Dodo. Bagaimana pertemanan mereka membuat Dika beralih profesi dari bermain video game ke petasan yang berakibat perang antar komplek yang tentunya di mainkan oleh anak anak. Kejadian itu adalah titik mula tercetusnya perang antara Dika dan temannya dengan anak-anak Kebalen. Maka, hampir setiap habis Tarawih berikutnya, Dika dan teman-temannya perang petasan dengan mereka.

Bab kedua berisikan perjalanan Raditya Dika dalam menulis skenario film Cinta Brontosaurus. Bagaimana Dika membuat naskah yang sudah terlambat tanggal pengumpulannya. Bagaimana Dika menghindar dari kejaran Produser yang terus mengejar Deadline. Dika juga  menceritakan adegan lucu yang diambilnya pada pembuatan film Cinta Brontosaurus, adegan ini asli diambil dari kutipan orang tuanya. Dika tanpa ragu dan secara blak-blakan menulis apa yang ada di pikiran dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Dika juga memasukkan bagian bagian yang terkesan konyol dan berhasil membuat pembacanya tertawa.

Bab demi bab diceritakan sangat detail oleh Dika. Mayoritas, isi dari novel ini menceritakan perjalanan cintanya yang selalu berakhir dengan kegagalan yang bisa dibilang cukup tragis. Bagaimana perjalanannya yang bisa di bilang tak mudah untuk dilalui, bagaimana cara menjadi seorang yang tegar meski di kecewakan berkali kali,  tentang rasa yang pernah ada, dan sebagainya.

Terdapat beberapa bab yang juga megundang tawa pembaca novel ini salah satunya . Bab ini berjudul LB atau bisa juga kita sebut dengan Lady Boy. Bab ini menceritakan pengalaman Dika selama di Thailand. Bagaimana Dika bertemu dengan seorang Lady Boy yang Dika temui di sebuah aplikasi ‘Tinder’. Tinder adalaah sebuah aplikasi pencarian jodoh yang bisa digunakan dengan mudah dan dimana saja. Dika yang mencoba memakai aplikasi itu mengikuti arahan Podma. Setelah mengikuti arahan Podma, Dika menemukan seseorang yang bernama Moo dan ketika bertemu, Dika lari karena Moo adalah seorang Lady Boy.

Tak hanya itu, Dika juga pernah menuliskan di akun media sosialnya salah satu part yang menjadi favorit Raditya Dika adalah " Perempuan Tanpa Nama" yang dapat dilihat pada bab 7. Perempuan tanpa nama, jelas sudah menggambarkan orang yang berhasil ditemuinya tanpa diketahui namanya. Ada tiga perempuan yang disebutkan yaitu, perempuan pertama yang ditemuinya saat di tempat makan (olahan ayam). Saat itu, Dika masih duduk di bangku SD. Diceritakan bahwa Dika  naksir dengan perempuan yang duduk di meja sebelahnya. Dika hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus dilakukan.  Dan pada akhirnya, Dika hanya bisa terpaku di tempat duduk. Dika biarkan dia menjauh.
Perempuan kedua, perempuan tanpa nama hadir di pesawat yang mengantarnya ke Bali. Dia adalah seorang pramugari cantik,  putih, tinggi sudah pasti perfect di mata Dika. Namun, belum sempat kenalan dan tahu namanya, salah seorang penumpang pesawat menegurnya ketika di toilet "Mas kalau kencing jangan berceceran dong." Pramugari itu kemudian menatapnya jijik dan mengalah untuk membersihkan toiletnya "Silakan kembali duduk, Mas," kata Pramugari Cantik kepada Dika. Dan akhirnya, Dika yang berumur 18 tahun gagal lagi untuk mendapat perempuan.

Perempuan tanpa nama ketiga adalah yang pernah ditemuinya di tempat pembelanjaan, Dika bersembunyi diantara baju-baju yang dijual hanya demi bisa lihat perempuan itu. Mengingat sudah dua  kali mengalami kegagalan kenalan dengan perempuan yang ditaksir. Dika memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Dengan gaya yang sok tajir membawa banyak baju,  Dika malah disangka pelayan toko tersebut.

Tak hanya cerita lucu, Dika juga menceritakan perjalanannya membuat Malam Minggu Miko. Mulai dari iseng-iseng karna kesal melihat acara TV yang menurutnya kurang berbobot dan membuat jenuh. Dika pun berniat membuat acaranya sendiri. Mulai dari Malam Minggu Miko yang pertama dan disebarkan melalui youtube hingga tawaran dari Kompas TV untuk membeli serial Malam Minggu Miko.

Dika yang seorang amatir tentunya belajar banyak dari hal ini. Mulai dari nol hingga bisa mengeluarkan Malam Minggu Miko 1 dan  Malam Minggu Miko 2. Dika tak ragu menceritakan perjuangannya dalam menayangkan Malam Minggu Miko. Mulai dari mencari pengganti pemain ketika pemain aslinya tidak datang hingga masalah suara yang tidak kondusif atau karna faktor cuaca yang tak bisa di hindari. Dika menceritakan setiap kejadian dengan detail.

Tak kalah penting dari bab-bab sebelumnya, bab penutup ini berisikan alasan kenapa Dika memilih Koala Kumal sebagai judul dari novel ketujuhnya ini. Digoresnya sedikit kisah, dimana mantannya tidak lagi sama seperti dahulu dan mengumbar sinyal balikan. Dika teringat dengan koala yang ditemukannya di situs internet, koala yang meninggalkan hutan sebagai tempat tinggalnya, namun saat kembali tempatnya terasa berbeda. Dari sanalah akhirnya diambil sebagai judul bukunya yang ketujuh ini "KOALA KUMAL"

Kelebihan Buku:
1. Judul buku yang menarik mengundang para pembaca menjadi penasaran pada isi bukunya
2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari (bahasa gaul) yang sangat mudah dimngerti oleh kalangan remaja
3. Isi cerita yang nyambung dari bab satu ke bab lain
4. Unsur lelucon yang membuat para pembaca bisa senyum-senyum setelah membaca buku ini
5. Desain sampul juga menarik dan terlihat sederhana

Kekurangan Buku:
1. Kata-kata yang digunakan tidak baku sehingga sulit dibaca untuk kalangan dewasa/orangtua
2. Buku ini terlihat monoton karena hanya dicetak hitam putih
3. Ada beberapa kata yang kurang dimengerti dan tidak ada penjelasan dari penulis.

Dengan berbagai kekurangan dari buku ini, namun buku ini harus dibeli khususnya pada kalangan remaja. Selain menghibur, dalam buku ini juga memiliki pesan-pesan tersirat setiap bagian-bagian ceritanya. Karena apa yang ditulis sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita sehingga kita juga bisa tahu bagaimana menanggapi suatu kondisi yang hampir sama dengan kejadian dalam buku tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rindu Ditemani Kenangan Hangat

www.google.com Sayang? Kepada sahabat atau kepada seorang kekasih? Jika itu kepada sahabat, mengapa aku harus takut kehilangan? Bahka...