"Aku mencintaimu bukan hanya karena apa adanya kamu, tapi juga bagaimana diriku saat bersamamu."
Banyak cinta yang tersebar di dunia, yang dihasilkan dua tubuh menjadi satu jiwa. Cinta seperti hujan dan pelangi. Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi, dan memelukmu. Pintaku satu, aku ingin orang itu selamanya dia. Selamanya adalah waktu yang panjang. Tapi waktu tak pernah memiliki kuasa atas cinta.
Cinta adalah satu-satunya hal yang mampu melampaui ruang dan waktu. Aku jatuh cinta tanpa rencana, bahkan tak bisa ku tebak datangnya cinta. Seketika kesedihanku sirna, si pelangi itu telah mendekapku erat dan menghapus semua tetesan air mata ini. Tawaku dia dan dia menjadi satu nada dan tawanya ada nada indah yang ingin kudengar terua menerus. Kata orang, tawa itu bisa menular. Mungkin, tawanya yang membuat sebuah sinar terang di wajahku. Inikah yang disebut cinta tak beralasan? Parasnya bahkan tidak sempurna, tapi dia selalu bisa menjadi batang pohon yang ada di tengah taman, yang slalu kusandarkan untuk melepas segala letihku. Tubuhnya juga bukanlah ideal, tetapi dia bisa menjadi bangku sandaranku. Dia bukanlah pria impian bagi ramainya perempuan di dunia. Tapi kuyakin aku adalah orang beruntung yang mendapatkan sebuah mutiara di tengah laut. Dialah hijauku, dialah biruku, dialah putihku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar